Lamban Hati Pertanda Buta Nurani Akan Kasih Tuhan

3 04 2013

Hai kamu orang bodoh betapa lambannya hatimu
Negara Terkaya Di Dunia - Refleksi Kemerdekaan RIPada misa malam Paskah, romo paroki menyampaikan homili yang sangat sederhana dan mengena. Ia mengulas bacaan dari kitab kejadian bab I halaman pertama Kitab Suci. dimana Allah menciptakan dunia dan segala isinya. Segalanya baik diciptakan Allah, sangat baik dan sungguh amat baik. Sayangnya manusia sering dibutakan akan segala kebaikan yang ada disekitarnya. Kita hanya ingin melihat yang baik dari mata kita, gak jauh dari impian dan cita-cita kita. Sedikit saja melenceng malah menyalahkan Tuhan. Why me Lord? Kenapa hidup saya susah, saya salah apa Tuhan?

Renungan hari ini mengajak kita menyadari bahwa kehadiran Allah bukan hanya pada saat penciptaan, tetapi Ia tetap terus mencipta sampai hari ini. Kreasinya tidak berhenti bak lewat kehidupan yang terus hadir lewat bayi2, tanaman, binatang dsb. Juga kehadirannya lewat akal pikiran manusia yang secitra dan serupa dengan Allah, Ialah Allah penuh dengan kreativitas. Read the rest of this entry »





Ku Tahu Yang Tuhan Mau

15 02 2012

“Sudahkah kaulihat sesuatu?”

Pada umumnya kita  berdoa kalau sedang menghadapi masalah. Kita menghadap Tuhan dan mengisahkan segala keluh kesah kita seolah seperti Tuhan tidak mengetahuinya (*ngacung!) padahal kita juga tahu bahwa Allah Serba Tahu atas segalanya. Disamping itu kita juga sudah siap dengan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah (*ngacung lagi!) karena kita sudah berpikir keras dengan mencari berbagai jalan keluar. Tanpa sadar kita sudah mengatur cara agar Tuhan mengikuti ‘kemauan’ kita. Tentunya agar jawaban Tuhan sama seperti apa yang kita harapkan. Tidak heran kalau kita sering kecewa dengan hasil atau jawaban doa yang kadang bertentangan dengan keinginan kita.

Seorang romo yang baru ditahbis ditugaskan disebuah paroki. Anehnya dia lebih sering dapat tugas memberikan Sakramen Perminyakan, entah itu saat tengah malam di rumah atau sore hari di rumah sakit. Lebih aneh lagi hampir semua yang dikunjunginya meninggal kurang dari 24 jam. Tentunya dalam setiap kunjungannya, semua anggota keluarga berharap si pasien akan sembuh kembali. Memang sembuh, tapi juga dibebaskan tugas dari penziarahan di bumi. Si Romo muda inipun dapat julukan sayang “romo pencabut nyawa” karena doanya sakti…. melapangkan jalan Tuhan hehehe… Cara Yesus menyembuhkan orang memang berbeda-beda. Ada yang instan, ada yang bertahap, eh… ada juga yang tidak disembuhkan. Maka kitapun tidak perlu membatasi Tuhan menjawab doa kita dengan cara-cara yang kita mau. Read the rest of this entry »





Perlu Dibantu?

14 11 2011
Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”
Ada hal-hal mendasar yang sering kita sepelekan dalam berhubungan satu dengan yang lainnya. Sedemikian mendasarnya sehingga kita sering lupa hal-hal ‘basic’ yang kita ajarkan pada anak-anak kitapun tidak selalu konsisten kita lakukan. Misalnya TTM –  singkatan dari “Tolong, Terimakasih, Maaf”. Semakin sibuk dan mungkin juga semakin tinggi posisi seseorang, kita bisa tergelincir pada hal mendasar ini. Kesibukan dan ‘ketinggian’ posisi sering melupakan bagaimana sikap kita seharusnya ketika berinteraksi dengan orang lain.
Karyawan pada umumnya bisa membedakan tipe/karakter para bos dan direktur baru dalam menyoroti hal sederhana ini. Sejauhmana para bos/direktur memperlakukan para supir, pembantu bahkan satpam dirumahnya. Hehehe.. gosipnya bisa sampai kemana-mana  lhooo… Perilaku para bos menjadi sorotan sejauhmana mereka menerapkan nilai ‘pelayanan’ atau mengutamakan pelanggan internal kepada orang-orang disekitarnya. Maka berhati-hatilah pada hal kecil dan sepele, karena disitulah justru nampak ‘asli’nya kita. Read the rest of this entry »




Dari Tunjuk-Menunjuk jadi Tuntun-Menuntun

9 09 2011

“Keluarkanlah dahulu balok dari matamu”

Mata manusia yang diberikan Tuhan berfungsi untuk melihat secara fisik apa yang ada disekitar kita sehingga kita bisa memutuskan akan bergerak kemana dan berhenti bila kita menghadapi halangan didepan kita. Mata tidak dapat mengenali obyek disekitar kita bila dalam keadaan gelap gulita. Biarpun melotot sekuat tenaga, tetap saja gelap. Kecuali mata burung hantu dan binatang malam lainnya, mereka memiliki kemampuan menangkap panas seperti kamera berinfra merah. Tentu tujuannya untuk mengenali sasaran entah musuh atau makanannya untuk bertahan hidup.

Sebagai mahluk berakalbudi, dari apa yang kita tangkap oleh mata akan diolah di otak, dicerna dan dipikirkan. Sayangnya logika manusia lebih mudah memproses hal yang negatif dan buruk. Mesti butuh latihan ekstra dari kecil untuk mengolah segala sesuatu yang masuk kedalam otak menjadi segala yang positif. Tidak perlu diajari anak-anak bisa dengan mudah irihati melihat mainan atau baju milik temannya. Orangtualah yang bertugas mendidik dan mengarahkan bagaimana anak-anak mengolah perbedaan-perbedaan dan berbagai hal yang dilihatnya. Read the rest of this entry »





Hati Yang Berkobar-kobar

8 05 2011

Emaus “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”

Kalau kita akan bertemu dengan orang yang kita cintai, yang ditunggu-tunggu kehadirannya, jantung berdegup kencang. Hati berdebar-debar, bahkan saat bertemu pun penuh dengan luapan sukacita yang membuat kita semakin bersemangat berlama-lama dengannya. Apalagi seperti saya, rata-rata perempuan tidak bisa menyembunyikan perasaannya bila menunggu dan bertemu si jantung hati. Masih ingat saat-saat baru jadian, saat jadi pengantin baru, saat kelahiran anak, semua momen ini membuat jantung berdegup.

Pertanyaannya apakah setelah puluhan tahun berjalan , masih adakah rasa ‘deg-degan’ dengan si jantung hati tadi? Karenanya kita harus terus menerus memelihara dan mengusahakan agar cinta tidak kembali dingin dihantam rutinitas keseharian. Mungkin kita perlu perhatikan ritme detak jantung kita sebagai warning signal, tidak hanya untuk kesehatan fisik tapi juga kesehatan cinta dan iman kita. Biarlah jangan ada dusta diantara kita…

Demikian halnya yang terjadi pada kedua murid Yesus, yang dikatakan ‘So Slow‘ bahkan ‘foolish’ – bukan hanya stupid lho! Mereka sudah mendengar bahwa Yesus bangkit, tidak hanya dari para Maria – Maria yang menjadi saksi di makam yang kosong, juga dari Rasul Petrus. Bukannya menjadi percaya, mereka berdua malah mudik ke Emaus! Yesus turun tangan sendiri menyapa dan menggiring mereka kembali ke Yerusalem. Read the rest of this entry »





Iman Bartimeus

3 03 2011

“Rabuni, supaya aku dapat melihat!”

Bacaan Injil hari ini nampaknya biasa saja, Yesus menyembuhkan seorang yang buta. Ada banyak hal lain yang lebih heboh dilakukan Yesus ketimbang menyembuhkan seorang buta. Ini adalah mujizat terakhir dari pelayanan Yesus kepada orang banyak, menjelang sampai di Yerusalem – kota dimana Anak Manusia akan diserahkan. Yerikho adalah kota yang berjarak kira-kira 25km dari Yerusalem.

Saya menemukan ajaran Yesus yang sangat indah dari kisah Bartimeus yang tuna-netra ini. Saya membayangkan Bartimeus itu adalah seorang yang buta, sendirian, hidup mengandalkan belas kasihan orang lain, dan tentunya juga seringkali dikesampingkan oleh orang-orang. Umumnya orang yang se nasib Bartimeus akan berputus asa, menjadi iri hati, atau merasa tidak berguna. Tetapi Bartimeus tidak demikian.  Ia tetap memiliki semangat dan harapan. Meskipun buta, ia bisa melihat Kuasa Allah.

Ada banyak orang yang bisa melihat tetapi buta terhadap Kuasa Allah. Ia menyebut Yesus sebagai “Anak Daud”, sebuah pernyataan bahwa Yesus adalah Mesias. Ia percaya bahwa Kuasa Allah dapat menyembuhkannya. Ini adalah iman yang sangat mendasar sebagai pengikut Kristus.

Kemudian ia berseru-seru, “Kasihanilah aku, kasihanilah aku…”, tidak memperdulikan teguran orang-orang yang meminta dia supaya diam. Berseru-seru artinya melakukan berulang-ulang, dengan ungkapan perasaan. “Kasihanilah aku” berarti meyakini bahwa Yesus memiliki belas kasihan, serta mengandalkan belas kasihan Yesus bagi penyembuhannya.
“Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.” [Kel 22:27b] Read the rest of this entry »





He Did It His Way

16 02 2011

“Sudahkah kaulihat sesuatu?”

Pada umumnya kita semua berdoa kalau sedang menghadapi masalah. Kita menghadap Tuhan dan mengisahkan segala keluh kesah kita seolah seperti Tuhan tidak mengetahuinya (*ngacung!) padahal kita juga tahu bahwa Allah Serba Tahu atas segalanya. Disamping itu kita juga sudah siap dengan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah (*ngacung lagi!) karena kita sudah berpikir keras dengan mencari berbagai jalan keluar. Tanpa sadar kita sudah mengatur cara agar Tuhan mengikuti ‘saran’ kita. Tentunya agar jawaban Tuhan sama seperti dari yang kita harapkan.

Pernah seorang romo yang baru ditahbis ditugaskan disebuah paroki. Anehnya dia lebih sering dapat tugas memberikan Sakramen Perminyakan, entah itu saat tengah malam di rumah atau sore hari di rumah sakit. Lebih aneh lagi hampir semua yang dikunjunginya meninggal kurang dari 24 jam. Tentunya dalam setiap kunjungannya, semua anggota keluarga berharap si pasien akan sembuh kembali. Memang sembuh, tapi juga dibebaskan tugas dari penziarahan di bumi.

Cara Yesus menyembuhkan orang memang berbeda-beda. Kita tidak perlu membatasi Tuhan menolong dengan cara yang kita mau. Dalam renungan ini Yesus sengaja membawa  orang buta tsb keluar dari kampung supaya Dia bisa bebas melakukan apa saja yg Dia mau lakukan tanpa pengaruh orang lain.  Setelah diluar kampung Ia meludahi matanya, meletakkan tanganNya dan bertanya “sudahkah kau lihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata : ”aku melihat orang sebab melihat mereka berjalan-jalan tetapi tampaknya seperti pohon-pohon” Kita tahu sesuatu tapi kita belum memahaminya, karena kita masih mereka-reka dengan pemahaman kita sendiri.  I have Vision but the Vision is not clear !! Read the rest of this entry »





Melihat dan Mendengar

26 07 2010

“Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”

Beberapa waktu lalu saya mendengar kabar seorang rekan yang baru saja saya jumpai disatu perhelatan, ternyata mengalami kebutaan total hanya selang beberapa hari setelah kami bertemu. Masih muda, pengusaha, anak masih kecil-kecil dan punya potensi sebagai seorang pemimpin. Semua mendadak gelap dalam hitungan beberapa hari. Ia mengamuk tanpa bisa mengendalikan emosinya karena kebutaan yang dialaminya. Sungguh saya prihatin dan berdoa khusus untuknya agar dapat menemukan jalan keluar yang terbaik. Tapi yang lebih penting adalah agar imannya diteguhkan.

Demikian halnya kita yang biasa dengan segala kebisingan, bila mendadak tidak bisa mendengar bisa dibayangkan betapa sunyinya dunia walaupun kita melihat banyak orang berseliweran disekitar kita. Semua tidak ada artinya, hanya ada keheningan semata, seorang diri tanpa ada yang bisa mengerti dan dimengerti.

Itu baru tentang melihat dan mendengar sebagai kemampuan fisik yang dikaruniakan Tuhan. Kemampuan fisik yang sering kita lupa untuk syukuri senantiasa. We just take it for granted – dari sononya sudah begitu – jadi sering lupa untuk mengucap syukur bahwa kita masih bisa melihat indahnya terik matahari dan mendengar suara hujan turun.  Tetapi yang lebih penting apakah yang kita lihat dan kita dengar itu menyentuh mata batin kita? Menyentuh rongga batin yang paling dalam sehingga kita bisa bersyukur karenanya, menyentuh sanubari sehingga kita bisa mengenali apa yang tersirat dan tersurat dari segala yang kita lihat dan kita dengar. Read the rest of this entry »