Mana Ada Perbuatan Dosa Yang Tidak Enak?

10 04 2013

“Manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang,”

Rasanya tidak ada bayi yang tidak lucu. Semua bayi tampak lucu dan menggemaskan. Matanya yang polos menatap setiap orang dengan tulus, tanpa curiga. Tangannya yang gemuk menggapai orang yang ada didekatnya. Semuanya tampak menyenangkan. Tetapi lama kelamaan anak mulai belajar dan mengamati disekitarnya. Mereka tanpa diajarkan berani mulai berbohong dan sedikit menikmati bermalas-malasan. Tidak banyak anak yang dengan kemauannya sendiri belajar bertanggungjawab.

Mereka dengan muka polosnya bisa berkata pada ibunya ” Gak kok aku gak makan coklat lagi…” padahal bibirnya belepotan coklat. Sedikit-sedikit mulai berbohong dan mencari alibi kalau tidak bisa menyalahkan orang lain. Begitulah … memang kalau diperhatikan berbuat bohong sedikit itu hanya awalnya saja deg-degan. Selanjutnya berbohong jadi kebiasaan dan tidak merasa bersalah lagi. Read the rest of this entry »





Catatan setelah Paskah: Puisi Paskah karya seorang muslim

1 04 2013

Puisi Paskah Karya: Ulil Absar Abdala, seorang Cendekiawan Muslim beredar di berbagai milis kristiani menjelang Paskah. Ternyata karyanya ini sudah muncul beberapa tahun silam. Saat itu ia sempat menjadi sasaran bom buku. Banyak orang menyangkanya pasti sebentar lagi membelot, ternyata sampai sekarang masih muslim. Ini menjadi catatan menarik bagi saya bagaimana seorang non kristiani memandang Paskah dengan begitu mendalam dengan pemilihan kata dan frasa yang tepat. Rasanya hanya pemikiran tingkat sufi yang mampu mengatasi segala perbedaan yang ada. Semoga kita yang mengaku kristiani sungguh memahami arti Paskah yang sebenarnya. Tidak menjalankan agama secara ritual, tetapi sungguh meneladani Kristus yang membuktikan cintaNya pada manusia dan ketaatanNya pada perintah Allah. Selamat Paskah !

PUISI PASKAH

Ia yg rebah, di pangkuan perawan suci, bangkit setelah tiga hari, melawan mati.
Ia yg lemah, menghidupkan harapan yg nyaris punah.
Ia yang maha lemah, jasadnya menanggungkan derita kita.
Ia yang maha lemah, deritanya menaklukkan raja-raja dunia.
Ia yang jatuh cinta pada pagi, setelah dirajam nyeri.
Ia yang tengadah ke langit suci, terbalut kain merah kirmizi: Cintailah aku!

Mereka bertengkar tentang siapa yang mati di palang kayu.
Aku tak tertarik pada debat ahli teologi.
Darah yang mengucur itu lebih menyentuhku.
Saat aku jumawa dengan imanku, tubuh nyeri yang tergeletak di kayu itu, terus mengingatkanku:
Bahkan Ia pun menderita, bersama yang nista. Read the rest of this entry »





HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM PASKAH 30 Maret 2013

31 03 2013

Berikut ini adalah terjemahan dari Homili Paus Fransiskus dalam Misa Vigili Paskah (Malam Paskah) yang diadakan pada Sabtu, 30 Maret 2013 di Basilika Santo Petrus. Inilah Misa Malam Paskah pertama dalam pontifikasinya.

******

Saudara dan saudari yang terkasih,

Dalam Injil pada malam bercahaya Vigili Paskah, kita pertama-tama menjumpai para perempuan yang sampai kubur Yesus dengan rempah-rempah untuk mengurapi tubuh-Nya (bdk. Luk 24:1-3). Mereka berangkat untuk menunjukkan tindakan belas kasih, tindakan umum kasih sayang dan cinta untuk orang terkasih yang meninggal, sebagaimana yang kita lakukan. Mereka telah mengikuti Yesus, mereka telah mendengarkan sabda-Nya, mereka telah merasa dimengerti oleh Dia dalam martabat mereka dan mereka telah menemani-Nya hingga akhir, hingga Kalvari dan hingga saat ketika Dia diturunkan dari salib. Kita bisa membayangkan perasaan mereka saat mereka melakukan perjalanan mereka menuju kubur : kesedihan, dukacita tertentu karena Yesus telah meninggalkan mereka, Ia telah mati, hidup-Nya sudah berakhir. Hidup sekarang akan berjalan seperti sebelumnya. Namun para perempuan  tersebut terus merasakan kasih, kasih bagi Yesus yang kini membawa mereka ke kubur-Nya. Tapi pada titik ini, sesuatu yang sama sekali baru dan tak terduga terjadi, sesuatu yang membingungkan hati mereka dan rencana mereka, sesuatu yang akan membingungkan seluruh hidup mereka: mereka melihat batu terguling dari hadapan kubur, mereka mendekat dan mereka tidak menemukan mayat Tuhan . Ini merupakan sebuah peristiwa yang membuat mereka bingung, ragu-ragu, penuh pertanyaan: “Apa yang terjadi?”, “Apa arti dari semua ini?” (bdk. Luk 24:4). Read the rest of this entry »





Homili Bpk Uskup Suharyo dalam Misa Pontifikal Minggu Paskah 31 Maret 2013

31 03 2013

suharyoubIbu, bapa, suster, bruder, frater, kaum muda, remaja dan anak2 terkasih,
Bersama para konselebran, petugas liturgi dan panitia saya sampaikan selamat Paskah. Semoga komunitas-komunitas kita sungguh mengalami Tuhan yang sehabis-habisnya memberikan diri bagi keselamatan dan memberi damai sejati kepada kita.
Ada banyak cara untuk semakin menghayati dan merayakan Paskah :
– menjelaskan bacaan-bacaan yang diambil untuk Misa
– sambil berpegang pada pokok-pokok sabda Tuhan, belajar dari orang-orang kudus yang adalah manusia-manusia paskah.
Saya ingin menampilkan seorang manusia Paskah, Ibu Teresa dari Kalkuta.
Sampai dengan 1948 ia bertugas mengajar di sekolah elit dan ia lakukan dengan gembira sampai suatu saat ia mengalami Paskah pribadi meskipun itu bukan hari Paskah.
Ia menemukan seorang tua yg sedang meregang nyawa di pinggir jalan, sejak pengalaman paskah pribadi itu, hidupnya berubah, ia membaktikan hidupnya bagi orang-orang termiskin dari yang miskin.
1979 ia menerima hadiah Nobel Perdamaian, yang biasa diterimakan dalam perjamuan mewah yang besar tapi ia meminta agar diadakan bukan dalam perjamuan mewah dan upacara besar, karena dalam perhitungannya, uangnya bisa dipakai untuk memberi makan orang miskin setahun. Bagi banyak orang ini aneh tapi baginya ini adalah keputusan bebas yang memerdekakan, dimana seluruh hidupnya terarah pada kebaktian kepada Tuhan dan pengabdian kepada sesama. Paskah pribadi yang ia alami selalu menentukan pilihan dan keputusannya. Read the rest of this entry »





Rabu Abu – Tanda Dimulainya Masa Pantang dan Puasa Sebelum Menyambut Paskah

13 02 2013

Rabu Abu: Yl 2:2-18; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6.16-18

“Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Mulai hari ini kita memasuki Masa Prapaskah, Masa Puasa atau Masa Retret Agung Umat dalam rangka mempersiapkan diri puncak iman kristiani, yaitu Hari Raya Trihari Suci, Wafat dan Kebangkitan Yesus, Penyelamat Dunia. Selama masa ini kita diajak untuk menerungkan tema “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbelarasa”. Dengan kata lain sebagai umat beriman kita diajak dan dipanggil untuk hidup dalam persaudaraan sejati dan secara khusus memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan dalam lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing. Selama masa Puasa kita juga diajak mawas diri perihal keutamaan “matiraga”, yang secara harafiah berarti mematikan kebutuhan raga atau anggota tubuh, yang dapat diartikan mengendalikan derap langkah atau gerak raga atau anggota tubuh kita sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kehendak Allah. Kegiatan mawas diri ini kiranya dapat dilakukan secara pribadi atau bersama-sama (dalam keluarga, tempat kerja atau lingkungan umat). Hemat saya di masing-masing keuskupan pada umumnya juga menerbitkan panduan pendalaman iman selama Masa Puasa atau Masa Prapaskah, maka baiklah panduan kita gunakan dan kita berpartisipasi dalam pendalaman iman bersama.
Read the rest of this entry »





Mgr Suharyo Misa Paskah di LP Cipinang

11 04 2012

Kerinduan umat Lapas Narkotik Cipinang bertahun-tahun, bahkanseperti pengakuan Bapak Barus, Pembina yang kebetulan seorang Katolik umat Rawamangun, menunggu 7 tahun adalah waktu yang lama. Bahwa Bapak Uskup sudah pernah dua kali misa di lapas tetangga semakin menimbulkan kerinduan mereka agar suatu hari Bapak Gembala mau mampir ke lapas mereka.
Dalam kesempatannpertemuan dengan wakil kalapas siang itu, banyak pesan dan harapan yang disampaikan. Saking terharunya atas kedatangan Bapak Uskup, Bapak Barus sampai tidak mampu menahan tangis haru.

Antusiasme umat Gereja El Shadai Lapas Khusus Narkotika Cipinang- Jakarta terlihat dari persiapan yang dilakukan. Mereka menjahit tenda di konpeksi bimker lapas, latihan koor lagu-lagu Paskah dari Puji Syukur. Para warga binaan juga latihan drama ‘ Sengsara Wafat Yesus’ dan persiapan izin, pengamanan dll. Panitia dari Komunitas Kasih Tuhan membantu segala sesuatu dari luar.

Dalam segala keterbatasan tempat dan fasilitas di gereja, mereka bekerja sama dengan vihara yang berada persis di sebelah gereja. Tentu bukan suatu hal yang lazim, jika meja altar dipinjamkan oleh vihara , yang didandani dengan taplak baru dan bunga altar yang cantik oleh panitia KKT. Bahkan ketika Bapak Uskup ditawarkan untuk mengganti baju, tidak ada tempat yang tersedia karena penuhnya umat Warga Binaan yang hadir, maka tempat yang ada adalah vihara. Panitia lapas menanyakan apakah Bapak Uskup boleh memakai vihara untuk persiapan? Read the rest of this entry »





Perayaan Malam Paskah

7 04 2012

Yesus wafat. Hari itu adalah Jumat, pukul tiga sore. Pada hari ketiga, minggu pagi-pagi buta, Yesus bangkit dari kubur-Nya. Menarik untuk direnungkan lebih dalam, apa yang diperbuat Yesus setelah kematian-Nya sampai pada kebangkitan-Nya?

Nampaknya Injil tidak menceritakan apa yang dilakukan Yesus mulai Jumat sore sampai Minggu pagi itu, karena pada kurun waktu itu Yesus tidak berada di alam dunia, melainkan di suatu alam lain yang kita sebut sebagai “tempat penantian”, yaitu tempat yang masih menjadi misteri bagi kita, sehingga tidaklah mungkin untuk memberikan kesaksian tentang tempat penantian itu. Saya meyakini Yesus memang berada di sana pada saat itu, sebagaimana Doa Syahadat yang selalu kita daraskan, “… Yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati…”
Ini menunjukkan bahwa Yesus memang sungguh-sungguh mengorbankan diri-Nya, bukan pura-pura. Baru pada hari ketiga, setelah bangkit dari antara orang mati, Ia menampakkan diri-Nya. Tidaklah benar kalau orang mengatakan bahwa Yesus sudah kembali ke rumah Bapa-Nya. Yesus sendiri yang berkata kepada Maria Magdalena, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa…”

Yesus benar-benar turun ke tempat penantian. Dikatakan “turun” karena tempat penantian itu kedudukannya memang lebih rendah dari alam dunia. Tempat penantian adalah tempat orang-orang yang telah meninggal dan menanti saat Yesus membukakan pintu surga bagi mereka. Bisa jadi juga untuk menantikan keputusan pengadilan Tuhan, dipisahkan untuk selama-lamanya dari Tuhan karena akan berada di alam neraka. Tempat penantian itu semacam terminal atau persimpangan jalan. Di tempat itu kita akan dipisahkan, apakah kita akan diangkut kendaraan menuju Surga atau menuju Neraka, tergantung dari tiket yang kita miliki. Bulir gandum akan dipisahkan dari ilalang. Read the rest of this entry »





Menjadi Kawan, Membangun Persaudaraan

24 04 2011

Renungan Paskah 2011 – Mgr I. Suharyo (Dimuat di harian Kompas 23 April 2011)

Atmabrata. Kata ini saya lihat tertulis pada sekeping papan sederhana, tergantung di dinding depan sebuah bangunan sederhana di daerah Cilincing, Jakarta Utara.

Atma berarti ’jiwa’, brata punya berbagai macam arti, seperti ’janji’, ’sumpah’, ’laku utama’, ’pandangan’, dan ’keteguhan hati’. Namun, bagi yang bertanggung jawab atas rumah itu, atmabrata berarti ’jiwa yang hening’.

Apa pun arti kata itu, di rumah sederhana itu berpusat bermacam pelayanan, seperti rumah pendidikan, rumah kesehatan, rumah koperasi, dan rumah pangan. Semua dalam wujud yang amat sederhana, diperuntukkan bagi warga yang lemah, miskin, dan tersingkir, dilaksanakan oleh sekian banyak relawan yang dengan tulus ingin berbagi kehidupan.

Ketika saya bertamu, di rumah itu ada berbagai kegiatan: sekelompok warga mencuci sampah plastik yang akan didaur ulang, sejumlah ibu menerima penjelasan mengenai koperasi, dan dari dalam rumah itu berembus angin berbau masakan sedap karena ada tiga wanita yang sedang memasak. Untuk siapa? Mereka memasak dan mengantarkan masakan itu ke rumah 86 warga lanjut usia di wilayah itu, yang setiap hari menantikan kedatangan pembawa berkat berupa makan siang. Sama sekali tidak ada sekat-sekat di antara sekian banyak warga yang berkumpul di rumah itu. Read the rest of this entry »