1 vs 99

14 08 2012
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu ia menyambut Aku.”
Tahta, wanita (sex) dan harta adalah tiga hal menurut pepatah jawa yang paling berbahaya bagi seorang pemimpin. Saya agak kurang setuju dengan kata wanita, mungkin lebih tepat digantikan dengan sex karena bukan wanitanya yang menggoda tapi justru prialah yang mengijinkan nafsunya diumbar. Di jaman sekarang sudah banyak pemimpin juga wanita dimana mereka juga bisa jatuh dalam godaan seksual. Maka baik pria maupun wanita, sebagai pemimpin mereka bisa mengalami kejatuhan ataupun kekalahan karena lemah dalam menghadapi ketiga godaan  tersebut.
Untuk menghadapi godaan seksual tentu kita harus belajar setia, setia dari hal yang kecil-kecil untuk sekedar memperhatikan pasangan hidup kita. Untuk menghadapi godaan akan kekayaan perlu disertai rasa ‘cukup’ dengan apa yang kita terima dan kita miliki termasuk bertanggung-jawab untuk setiap sen yang kita terima dan kita keluarkan. Kita senantiasa mengucapkan syukur untuk setiap kemampuan dan talenta dan rejeki yang kita terima. Seorang yang tamak seperti para koruptor pasti jauh dari rasa ‘cukup’ apalagi bersyukur. Read the rest of this entry »




Dimana Minyak Narwastu Kita?

2 04 2012
“Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu”
Sebulan sudah saya tidak posting renungan di blog ini. Bukan hanya itu, ribuan emailpun terlewatkan tidak sempat terbaca. Beberapa teman sampai SMS saya minta dibalas. Mohon maaf ya, memang lebih baik telp/SMS saja sementara ini. Apalagi alasannya kalau bukan sibuk. Tiga project berjalan secara simultan menuntut enersi yang membuat saya sering jatuh tertidur dengan laptop masih menyala. Hhmm… siapa lagi kalau bukan suami dan anak-anak yang mematikannya.Bangun tidur tiba-tiba sudah menjelang pagi, hanya sempat merenungkan Firman Tuhan dan meneduhkan diri berdoa sejenak untuk kemudian lanjut dengan berbagai jadual yang padat. Bukan hanya jadual meeting yang padat, tapi juga jadual flight yang padat. Koper saya bisa teriak kalau dia bisa bicara karena diseret kesana-sini. Belum cukup istirahat  sudah diangkut lagi ke kota-kota lain. Menjelang Tri Hari Suci, hari inipun saya memulai jadual perjalanan seminggu yang cukup padat : Medan – Batam – Surabaya.
Ini bukan April Mop, tapi memang baru kemarin saya meminta waktu khusus untuk menerima Sakramen Rekonsiliasi menjelang Paskah. Ini bukan masalah pengakuan dosa bisa dimana sajasal ketemu romo. Tapi bagi saya komitmen untuk sakramen tobat saya upayakan selalu bertemu romo paroki, sebagai pendamping rohani saya. Komitmen untuk menerima Sakramen Tobat setiap dua bulanpun dilanggar. Duuh… Gusti, nyuwun ngapuro. Gak heran kalau emosi sering tak terkendali sebulan ini. Begitulah kalau komitmen yang sederhana tidak bisa dilakukan, mana bisa diberikan tugas yang lebih besar. Damai sejahtera saya hilang hari itu jika pagi-pagi sudah marah pada supir gara-gara dia salah ambil jalan. Biasanya saya salahkan dia, tapi sesudahnya saya juga yang menyesal kenapa harus marah karena urusan sepele. Gara-gara marah pada hal kecil, suasana hati sehari itu sungguh tidak damai sejahtera. Buntutnya saya juga yang rugi, tidak bisa merasakan damai sejahtera yang Allah sediakan hari itu. Kalau sudah hilang damai sejahtera, susah sekali membuat suasana hati siap untuk menulis berbagi pengalaman akan kasih Tuhan.




Rabu Abu

22 02 2012
Sekarang ini anda mungkin melihat orang-orang dalam bus atau kereta bawah tanah atau sedang menunggu di sebelah mesin fotocopy dengan tanda hitam di dahi mereka. Seperti melihat seseorang yang bermeditasi di terminal bandara atau ruang tunggu, anda mengenali mereka sebagai teman seperjalanan dalam perjalanan rohani, bukan hanya sekedar orang asing yang lewat di malam hari. Tanda tersebut bukanlah suatu tanda rahasia atau tanda kelompok khusus tetapi hanya sedikit saja orang yang memahaminya.
Kita menerima abu untuk mengingatkan kita supaya tidak membuang-buang waktu. “Ingatlah, engkau hanyalah debu dan akan kembali menjadi debu. Bertobatlah dan percayalah pada Injil.”
Kedengarannya memang aneh, kata-kata yang diucapkan saat abu diberikan tersebut memberi rasa lega dan harapan karena kata-kata tersebut mengingatkan kita akan suatu kebenaran yang begitu mudah dilupakan, kebenaran yang tidak enak untuk didengar oleh budaya penyangkalan kita. Read the rest of this entry »




Zakheus Zaman Zekarang

15 11 2011

Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

 Siapa diantara kita tidak ingin kaya? Rumah besar, mobil seliweran keluar masuk garasi, perabotan mewah dengan pernak-perniknya, anak-anak bisa sekolah di luar negeri. Apalagi kalau mendapatkan tempat tinggal mewah seperti iklan tivi hari Sabtu. Rasanya semua serangan media mengagungkan kemewahan dan kekayaan sebagai bahasa sehari-hari. Semua ingin hidup nyaman, tapi ada juga yang mengatakan ” ah itu kan hasil korupsi” seperti tampak beberapa hari ini tentang anggota DPR yang seolah-olah pamer kekayaan.

Tetapi tahukah kita bagaimana rasanya menjadi orang kaya yang kesepian, tidak punya teman, dijauhi orang karena dicap ‘korupsi’, konglo berbisnis hitam, pengusaha pengemplang pajak? Mungkin juga ketakutan tidak bisa tidur karena takut dikejar KPK. Apakah kita senang bila melihat orang lain susah, atau susah melihat orang lain senang ?

Isi hati orang memang hanya Tuhan yang mengetahui. Jesus mengetahui ‘kegalauan’ hidup Zakheus yang sebenarnya. Read the rest of this entry »





Ibadat Tobat Tanpa Komuni bagi peserta Komuni Pertama

15 06 2011

Ritus Pembuka

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

Pemimpin Ibadat      :        Dalam nama (…) Bapa dan Putera, dan Roh Kudus.

Umat                              :        Amin.

Pemimpin Ibadat      :        Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan  persekutuan Roh Kudus besertamu.

Umat                              :        Dan sertamu juga.

Kata Pengantar

Pemimpin Ibadat      :

Anak-anak terkasih dalam Yesus Tuhan, kita berkumpul disini untuk bersama-sama melaksanakan Ibadat Tobat dan menerima Sakramen Tobat pribadi dalam rangka mempersiapkan diri dan hati menyambut Tubuh Kristus dalam rupa Hosti Suci untuk pertama kali secara pribadi pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Sebagai umat Katolik, haruslah kita hayati sungguh-sungguh bahwa inti hidup Kristen adalah bertobat; meninggalkan dosa dan kegelapan, lalu hidup sebagai anak-anak terang (Ef 5:8). Orang yang bertobat adalah orang yang dengan tulus menyadari kelemahan dan kedosaanya, dan dengan rindu mendambakan perdamaian kembali dangan Allah dan dengan sesama manusia, seperti anak hilang yang kembali kepada bapanya yang penuh kasih (Luk 15:11-32). Yesus sendiri bersabda, “Akan ada sukacita besar di Surga karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Luk 15:7). Read the rest of this entry »





Meminta Yang Baik

17 03 2011

“Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.”

Sebagai orangtua tentu kita berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Bahkan saat mendapat kabar kehamilan rata-rata orangtua pasti berupaya mendapatkan dokter dan rumahsakit terbaik, mempersiapkan kelahiran dengan baik. Begitu lahir segala sesuatu yang meragukan pasti dijauhkan, apalagi kalau sudah tahu ada yang flu sudah pasti diwanti-wanti tidak boleh dekat dengan si bayi. Mulai dengan makanan, pakaian, pendidikan segalanya dicarikan yang terbaik. Demikianlah sampai mereka bertumbuh menjadi dewasa. Seringsekali keputusan-keputusan diambil oleh orangtua yang memang menentukan mana yang menurut mereka yang ‘terbaik’.

Menjadi tantangan saat anak-anak mulai remaja dan belajar mengambil keputusan-keputusan, seringkali masih harus diarahkan dan kalau perlu ditolak karena pertimbangan orangtua. Tentunya hal ini menimbulkan ketegangan tersendiri antara anak dan orangtua. Ada anak-anak yang mampu mengekspresikan kekecewaannya karena permintaannya tidak dipenuhi, tetapi adakalanya ada juga yang menyimpannya didalam hati. Tantangan orangtualah untuk mendekati dan menjelaskan dengan kasih mengapa permintaan mereka belum dapat dipenuhi. Read the rest of this entry »





Bertobatlah dan Percayalah Pada Injil

12 03 2011

“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit”

Ada fenomena menarik saat rabu abu kemarin.  Di paroki santa /blok Q diadakan 3 kali misa Rabu Abu yaitu pada jam 6, 12 dan 18. Misa jam 6 pagi gereja berisi setengahnya. Tapi pada misa jam 12 seluruh bagian gereja penuhl bahkan mulai dari gereja baru, gereja lama serta basement sampai harus dibuka untuk umat yang hadir. Semuanya sekitar 1800 kursi,  jumlah yang hanya penuh pada saat misa paskah dan natal. Tidak heran kalau membludak karena mendapat limpahan umat yang datang dari komplek perkantoran SCBD padahal di beberapa gedung perkantoran jg diadakan misa rabu abu.

Demikian juga kisah serupa yang disampaikan romo Sarwi dari Singapura  di Santa Anna. Misa Rabu Abu diadakan jam 6.15 pagi, umat lebih banyak dari biasanya, seperti Hari Minggu jam 7.15pagi. Kemudian jam 18.15 sore, juga terjadi yang sama lebih banyak dari Missa harian, hanya jam 20.00 malam, penuh sampai ke tiga pintu masuk/keluar harus dibuka. Kemungkinan besar ini disebabkan karena sebagian besar umat baru pulang dari bekerja.

Disamping itu, di paroki lain tempat bisnis seperti Orchard/Marina/Novena church juga dibuka pelayanan tengah hari, mungkin beberapa umat St. Anna mengikutinya. Tidak lupa di distrik Serangoon ada 9 Sekolahan Katulik, 4 diantaranya jugamerayakan Rabu Abu. Read the rest of this entry »




Rabu Abu

9 03 2011

Rabu Abu: Yl 2:12-18; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6.16-18
“Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik”

“Kebiasaan Gereja perdana diteruskan dalam Gereja kuno pada zaman para Bapa Gereja. Pada masa itu dikembangkan suatu upacara khusus, baik untuk mengucilkan seseorang maupun untuk menerima-nya kembali di kalangan Gereja. Orang yang memberi sandungan karena perbuatan jahat (membunuh, merampok, zinah, dan murtad), bila mengaku dosanya di hadapan uskup, ditempatkan di kalangan orang yang menjalankan laku tapa. Mereka mempunyai tempat khusus di gedung gereja (atau di mukanya), mempunyai pakaian khusus dan diwajibkan berpuasa, berdoa, dan memberi sedekah. Mereka tidak boleh ikut serta dengan perayaan Ekaristi, dan diperlakukan sebagai `katekumen’, yakni orang yang belum dibaptis dan belum menjadi anggota Gereja. Setelah selesai masa tobat, yang ditetapkan oleh uskup, mereka – biasanya pada Kamis Putih – diterima kembali di kalangan Gereja, oleh uskup juga. Maka jelas ada suatu upacara khusus, baik untuk pengucilan maupun untuk penerimaan kembali. Yang pokok dalam ibadat suci itu ialah tobat sendiri atau laku tapa” (KWI: IMAN KATOLIK, Buku Informasi dan Referensi, Jakarta 1996, hal 431). Hari ini adalah Rabu Abu, awal masa prapaskah, masa tobat atau masa retret agung umat. Mulai hari ini, selama kurang lebih 40 hari, kita diajak mawas diri perihal hidup keimanan dan keagamaan kita, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Maka baiklah kita renungkan sabda Yesus hari ini.

“Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat 6:16-18) Read the rest of this entry »