Cerita di Balik Layar “Ben Hur”

7 01 2011

Jika Anda lahir sekitar tahun 1950-an, mungkin Anda mengenal kisah Ben Hur. Karya klasik ini ditulis oleh seorang Jenderal bernama Lew Wallace, tahun 1899. Kemudian diangkat ke layar lebar dan dibintangi oleh Charleton Heston, yang memenangkan piala Oscar untuk film terbaik pada tahun 1959. Film yang mengharukan ini menceritakan tentang kasih, penderitaan, dan pergumulan antara kebaikan melawan kejahatan.

Ceritanya, Judah Ben Hur, yang menjadi tokoh utama dalam film ini sejak kecil bersahabat dengan, Marsalla. Judah adalah keturunan Yahudi, sedangkan Marsalla, tidak. Judah berasal dari keluarga yang sangat kaya di Jerusalem. Sedangkan Marsalla adalah tentara Romawi yang punya karir cemerlang. Dia kembali ke Yerusalem sebagai perwira. Saat itu Romawi sudah menguasai Yerusalem.

Suatu hari, tentara Romawi mengadakan pawai untuk unjuk kekuatan. Kemudian terjadi insiden yang akan mengubah hidup Judah Ben Hur. Tiba-tiba ada bata yang jatuh dari lantai atas rumah Judah Ben Hur. Celakanya, bata itu mengenai penguasa Roma. Kontan saja, tentara Romawi menyerbu masuk dan menggelandang keluar Judah Ben Hur. Dia dipaksa menjadi budak di sebuah kapal perang Romawi. Marsalla sebenarnya tahu bahwa peristiwa itu bukan kesengajaan dan dia bisa membebaskan sahabatnya itu. Akan tetapi Marsalla sudah dibutakan oleh kekuasaan. Sementara itu, ibu dan adik perempuan Judah juga dijebloskan ke dalam penjara di Yerusalem.

Judah menjadi sangat membenci Marsalla. Selama di dalam lambung kapal, sambil mengayuh dayung dia bersumpah untuk bertahan hidup dan kembali ke Yerusalem. Dia bertekad akan membebaskan ibu dan adiknya. Menjadi budak di dalam kapal biasanya berlangsung bertahun-tahun. Judah sudah mendayung selama tiga tahun, ketika terjadi pertempuran di laut yang hebat. Kapalnya tenggelam. Dia bisa bertahan hidup, bahkan bisa menyelamatkan Komandan kapal. Sebagai ucapan terimakasih, komandan itu membebaskan dia dari perbudakan dan mengangkatnya sebagai anak. Komandan ini adalah seorang Perwira laut tingkat tinggi dan sangat kaya. Read the rest of this entry »





Penjebak Terjebak

21 03 2010

“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”

Kita sering mendengar pemeo  ‘menggali lubang sendiri” – yang ditujukan kepada mereka yang kurang bijaksana dengan bertindak ceroboh. Maunya menjatuhkan orang lain tetapi justru malah mencelakakan diri sendiri. Maunya menjebak orang lain dengan lubang galian malah jatuh di lubang buatannya sendiri.

Manusia dengan berbagai kepandaian dan segala akal bisa menggunakannya untuk berbagai tujuan, termasuk untuk mencelakakan atau menjatuhkan martabat orang lain. Segala akal budi itupun bisa digunakan untuk membela orang lain yang lemah. Akhirnya kembali kepada sejauhmana setiap pribadi memiliki kekuatan untuk menguasai akal-budinya.Sejauhmana nilai-nilai  dan norma moral ditanamkan sejak kecil untuk mengutamakan kepentingan oranglain diatas kepentingan sendiri.

Renungan hari ini tentang Yesus yang diperhadapkan suatu situasi dan pertanyaan yang menjebakNya, situasi ini tidak  membuatNya menjadi panik dan tidak serta merta menjadi emosional. Ia mampu menjawab dan justru dengan bijaksana menggunakan situasi itu untuk menyelamatkan orang lain – si korban yaitu perempuan yang kedapatan berzinah.

Situasi serupa sering kita alami, bisa jadi kita tidak menyadari bahwa kita dijebak atau menghadapi situasi yang sulit yang membawa kita seperti menerima buah simalakama. Diterima bapak mati, tidak diterima ibu mati. Keputusan yang sama-sama tidak enaknya.Demikian pula dengan Yesus dimana saat itu hukum rajam tidak berlaku lagi pada penjajahan Romawi. Kalau Yesus mengijinkan hukum rajam maka Ia melawan para penjajah saat itu. Read the rest of this entry »