Audiensi umum Paus Benediktus XVI- Rabu 18 April 2012

20 04 2012

Milan, 19 April 2012.

Paus: Gereja tidak boleh takut terhadap penganiayaan, karena percaya pada pertolongan Allah. Allah hadir dalam hidup kita, bahkan di saat-saat sulit dan segalanya bahkan hal-hal yang tidak dapat dipahami adalah bagian dari rencana kasihNya.

Dalam katekese audiensi umum pada hari Rabu kemarin, Paus Benediktus XVI kembali menekankan pentingnya doa, dengan fokus pada “Pentakosta kecil,” diceritakan dalam Kisah Para Rasul. Sebuah episode yang dikatakan Paus menunjukkan jalan untuk diikuti dalam hidup kita. “Seperti komunitas Kristen pertama”, dengan membiarkan diri kita diterangi oleh firman Allah, kita juga dapat belajar melihat bahwa Allah hadir dalam hidup kita, bahkan di saat sulit sekalipun, dan bahwa segala sesuatu, bahkan hal-hal tidak bisa dimengerti, adalah bagian dari sebuah rencana kasihNya. Read the rest of this entry »





Paus umumkan peringatan Konsili Vatikan II

22 10 2011
Paus Benediktus XVI telah mengumumkan bahwa Gereja Katolik akan merayakan sebuah “tahun iman” untuk mengingat pembukaan Konsili Vatikan II.Paus mengatakan tahun iman dimulai secara resmi pada 12 Oktober. Tahun itu tidak akan menjadi sebuah “perayaan”, melainkan sebuah “inisiatif misi”, dan Surat Apostolik yang menetapkan tujuan dan tema acara sepanjang tahun itu akan diterbitkan.
Pengumuman itu muncul ketika Paus Benediktus merayakan Misa penutupan pertemuan pertama para pewarta Injil yang diselenggarakan oleh Dewan Kepausan untuk Promosi Evangelisasi Baru.Paus mengenang bahwa Paus Paulus VI menyerukan “tahun iman” serupa tahun 1976 selama periode “perubahan budaya yang signifikan.”“Setengah abad setelah pembukaan Dewan itu, saya menganggap tepat untuk mengenang keindahan dan peran sentral iman, kebutuhan untuk memperkuat dan memperdalam di tingkat pribadi dan komunitas,” kata Paus Benediktus selama doa  Angelus mingguan di Lapangan Santo Petrus.
Konsili Vatikan II membahas hubungan antara Gereja Katolik dengan dunia modern, yang dibuka pada tanggal 11 Oktober 1962 oleh Paus Yohanes XXIII dan ditutup oleh Paus Paulus VI pada 8 Desember 1968.Dari sekian banyak pejabat Gereja yang hadir pada pembukaan konsili, 4 orang sudah menjadi paus, yakni Kardinal Giovanni Battista Montini, yang kemudian menggantikan Paus Yohanes XXIII dengan nama Paulus VI, Uskup Albino Luciani dengan nama Paus Yohanes Paulus I, Uskup Karol Wojtyła dengan nama Paus Yohanes Paulus II dan Pastor Joseph Ratzinger, atau Paus Benediktus XVI

Article taken from CathNews Indonesia – http://www.cathnewsindonesia.com





Pesan Perdamaian Bapa Suci Paus Benediktus XVI Pada Perayaan Hari Perdamaian Dunia 1 Januari 2011

30 12 2010

KEBEBASAN BERAGAMA, JALAN MENUJU PERDAMAIAN

1. Mengawali tahun yang baru ini, saya menawarkan harapan baru bagi anda dan seluruh umat manusia untuk ketentraman dan kemakmuran, dan terutama sekali bagi perdamaian dunia.  Sungguh menyedihkan, bahwa tahun ini musti diakhiri lagi dengan adanya penindasan, diskriminasi, tindak kekerasan dan semakin menipisnya toleransi antar agama.

Perhatian saya khususnya tertuju pada negeri tercinta Irak, yang terus menerus menjadi ajang kekerasan dan perselisihan demi mencari cara untuk membangun stabilitas serta rekonsiliasi di masa mendatang. Saya pun prihatin akan penderitaan umat Kristiani baru-baru ini, khususnya serangan keji terhadap Siriah-Katolik di Gereja Katedral  Bunda Penolong Abadi di Baghdad pada tanggal 31 Oktober. Dalam serangan ini dua orang imam dan lebih dari lima puluh umat beriman tewas pada saat mereka berkumpul dalam perayaan Misa Kudus. Beberapa hari kemudian serangan lain terjadi. Kali ini di rumah-rumah pribadi. Hal ini berdampak pada penyebaran rasa takut di antara umat Kristiani dan sebagian besar dari mereka berusaha untuk mengungsi demi mencari kehidupan yang lebih baik. Saya meyakinkan mereka melalui pendekatan pribadi dan melalui seluruh  Gereja, pendekatan yang dinyatakan secara konkrit dalam Majelis Khusus Sinode para Uskup untuk TimurTengah baru-baru ini. Sinode ini mendorong komunitas Katolik di Irak dan seluruh Timur Tengah untuk hidup dalam persatuan dan untuk terus berani menjadi saksi iman di tanah itu.

Saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada para Pemerintah yang telah berusaha meringankan penderitaan ini, saudara-saudara kita sesama manusia.  Saya mengajak seluruh umat Katolik untuk berdoa dan mendukung saudara-saudara seiman yang menjadi korban kekerasan dan perselisihan.  Dalam konteks inilah, saya merasa sangat tepat untuk berbagi beberapa refleksi tentang  kebebasan beragama sebagai jalan menuju perdamaian. Sungguh kenyataan yang menyakitkan bila memikirkan bahwa ternyata di beberapa bagian dunia ada kenyataan tidak memungkinkannya seseorang dapat memeluk agama secara bebas dengan alasan risiko kehidupan dan kebebasan pribadi. Sedangkan  di bagian dunia yang lain kita melihat bentuk yang lebih halus dan sempurna atas prasangka dan permusuhan terhadap penganut kepercayaan dan simbol-simbol agama. Saat ini, umat Kristiani adalah kelompok agama yang paling menderita karena penganiayaan iman. Read the rest of this entry »